10 Cara Mudah Budidaya Timun, Mentimun Berkualitas Tinggi
10 Cara Mudah Budidaya Timun, Mentimun Berkualitas Tinggi
Syarat Pertumbuhan
Iklim
Adaptasi mentimun di berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Sinar matahari yang cukup, suhu (21,1-26,7) ° C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1000-1200 meter di atas permukaan laut. Adapun jenis mentimun Jepang sebagai jenis lainnya dapat hidup di ketinggian tanah sekitar 200-800 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai jika ditanam di tanah yang terletak di ketinggian 400 m di atas permukaan laut.Media Tanam
Tanah yang gembur, banyak mengandung humus, pengelolaan air yang baik, tanah mudah menyerap air, pH tanah 6-7. Tanah diperlakukan dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 kg / ha. Setelah itu, membuat bedengan dengan lebar 100 cm dan lebar 20-30 cm saluran air. Panjang bedengan tergantung pada keadaan musim. Jika musim hujan, bedengan yang dibuat drainase lebih tinggi begitu baik dan aerasi, 30-40 cm.Sedangkan jika musim kemarau, bedengan hanya berukuran 20-25 cm. Syarat tumbuh dan budidaya mentimun ketimun sama budidaya mentimun Jepang. Satu-satunya perbedaan adalah jarak tanam optimal, panen, dan ukuran buah yang dipanen. Tanaman mentimun Gherkin optimal 60 x 50 cm. Mentimun ini dapat dipanen sekitar 42 hari dengan ukuran buah sekitar 6-9 cm atau berdasarkan permintaan.
Pemilihan Benih Dan Persemaian
Biji mentimun Jepang dan mentimun Gherkin masih diimpor dari negara asal. Sebelum bibit ditanam, media persemaian harus disiapkan terlebih dahulu. Media pembibitan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7: 3.- Benih direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung harus dibuang.
- Benih yang tetap terendam direndam selama 24 jam.
- Selanjutnya, benih dipindahkan ke lipatan handuk basah selama 12 jam sampai akan bakal akar timbul.
- Ketika akan akar keluar, benih dapat ditanam langsung di tempat yang telah disiapkan. Pada musim hujan, pembibitan harus diberikan atap plastik transparan.
Tanah persemaian disiram setiap 1-2 hari. Ketika keping daun terbuka, benih disemprot dengan Antracol dan Cobox (fungisida), Karphos atau Hostathion (insektisida), dan Agrept (bakterisida) setiap 2 hari. Dosis yang digunakan setengah dari dosis yang dianjurkan.
Penanaman
Penanaman Bibit dapat dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari atau setelah memiliki dua daun. Tanam ini tergantung pada ketinggian. Penanaman dilakukan 2-4 hari lebih cepat daripada penurunan 200 m di atas permukaan laut. Bibit yang akan ditanam pertama direndam dalam larutan 0,1% Dithane dan granular pupuk NPK butiran sebanyak 3-6 / bumbung.Pada tanah yang telah dibuat bedengan dan pupuk dasar Urea (ZA) 10 g / m², TSP 55 g / m² dan KCl 10 g / m² merata. Selanjutnya, tanah itu diberikan Furadan atau Curater B 5 g / m² ditambah Cobox atau Dithane 0,2%. Setelah itu, penanaman dapat dimulai. Jarak tanam optimal adalah 120 x 40 cm.
Pengolahan tanah
Penanaman mentimun dilakukan langsung dengan tugal. Untuk seluas 1 ha. diperlukan + 2.000 gram biji mentimun. Tanam mentimun dapat dilakukan dalam satu hari dengan tenaga kerja 10 orang. Kebutuhan pupuk dan pestisida semua bersangkutan dalam budidaya mentimun. Petani yang telah mengalami sadar dan tahu bahwa mentimun sangat sensitif terhadap pupuk dan hama dan penyakit, sehingga mereka tidak ingin mengambil risiko dengan mengurangi kebutuhan untuk pupuk dan pestisida pada tanaman timunnya.Untuk mendapatkan hasil optimal petani mentimun biasanya menggunakan beberapa jenis pupuk antara lain:
- Urea : 1000 Kg / Ha,
- NPK : 300 Kg / Ha,
- SP-36 : 200 Kg / Ha,
- ZA : 200 Kg / Ha,
- KNO 3 : 50 Kg / Ha,
- KCl : 100 Kg / Ha
- Pupuk daun : 2,5 l / ha, PGR: 2,5 ml / ha,
- Fungisida : 4 Kg / Ha dan,
- Insektisida : 3 l / ha.
Perawatan
Perawatan tanaman dimulai ketika tanaman berumur 5 – 10 hari. Pada umur 5 HST biasanya petani melakukan penyulaman pada lubang-lubang tanam yang kosong (tidak tumbuh) dan penjarangan pada lubang tanam yang berisi 3 tanaman/lebih. Setelah kegiatan penyulaman dilanjutkan dengan penyiangan terhadap rumput dan penutupan rongga tanah disekitar lubang tanam untuk memperkokoh tegaknya batang timun.Kegiatan selanjutnya adalah pemopokan. Pemopokan ditujukan untuk menutup rerumputan yang tumbuh di atas bedengan serta memberi efek dingin pada media tumbuh sehingga akar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pemupukan
Semua kegiatan pemeliharaan dan pemanenan dilakukan melewati tanggul berair. Setelah pemopokan selesai dilanjutkan dengan pemasangan Lanjaran / teturus. Kebutuhan Lanjaran / teturus adalah 45.000-50.000 batang / ha. Pada usia 12 HST pemupukan berikutnya dengan cara dikocor. Pupuk susulan dikeringkan terdiri dari Urea: ZA: SP-36: DAP: KNO 3 dengan perbandingan 1: 1: 1: 1: 1/4 atau 100 gram urea + 100 gram 100 gram ZA + DAP + 25 gram KNO3 dilarutkan dalam 10 liter air.Pupuk pelengkap dilakukan sebanyak 5-6 kali, yaitu umur 12 HST, DAT 15, DAT 18, DAT 19, 22 HST dan 25 HST. Perawatan tanaman lainnya yang mengikat teralis mentimun dan cabang. Penyemprotan insektisida dan fungisida dari usia 10 HST dengan interval 3 hari.
Penyemprotan daun pupuk, insektisida, fungisida serta ZPT biasanya dijadikan satu agar pemakaian lebih efisien penggunaan tenaga kerja dan pelaksanaannya juga disesuaikan dengan keadaan dan usia tanaman serta hama dan penyakit.
Pemupukan susulan berikutnya diberikan kering dengan lubang tanam antara 4 ditugalkan atau dengan hanya ditaburkan di tengah bedengan. Pupuk pelengkap kering terdiri dari Urea: SP-36: KCl dan NPK dengan perbandingan 2: 1/2: 1/2: 1 diberikan pada usia 26 HST.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Perlakuan terbaik adalah dengan jalan pencegahan (preventif).Hama Thrips
Nimfa dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan pada sinar matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu sendiri.
Selanjutnya bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya bila terlihat pada batang tanaman. Cara lainnya adalah dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke sarangnya atau dilakukan penyemprotan insektisida pada tanaman.
Jangkrik
Penyakit Downy Mildew
Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun.
Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bagian bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate atau Dithane-45.
Powdery Mildew
Awal serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun menguning, menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama seperti pada penyakit Downy mildew.
Hama
Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
Penyakit
Busuk daun (Downy mildew)Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu.
- Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
- Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan.
- Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang.
- Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
- Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov.
- Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil.
- Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda.
- Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus.
- Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Penyebab :
- Cendawan Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.;
- Phytopthora sp., Fusarium sp.;
- Rhizophus sp.,
- Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan.
- Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah;
- Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut;
- Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah;
- Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk.
Panen
Ciri dan Umur PanenBuah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.
0 Response to "10 CARA MUDAH BUDIDAYA TIMUN,MENTIMUN BERKUALITAS TINGGI"
Posting Komentar